Fenomena Didi Kempot

2 tahun belakangan ini, jagad musik dihebohkan dengan "kemunculan" Lord Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart, dan fans nya yang disebut dengan "Sobat Ambyar". Fenomena ini membuat saya tertarik. Fakta nya :
1. Didi Kempot sudah muncul di th 1990 an
2. Lagunya adalah dikenal dengan jenis "campur sari"
3. Beliau "hanya" ngetop di Solo sekitar, kurang lebih lah ya.

Eh sekarang tiba-tiba BOOM, muncul dimana-mana se Indonesia Raya : live show di berbagai daerah, muncul di berbagai TV, youtube, dll. Lagunya - padahal ber bahasa Jawa - tapi bisa dinikmati semua orang, berbagai kalangan, dan berbagai jenis umur. It's amazing, karena hanya "re-branding", muncul dengan "merk baru" bisa kemudian wow gitu.

Rasa penasaran itu yang kemudian membawa saya nonton konser beliau : 15 Februari 2020, Konser Cinta di Hotel Alila. Saya pilih nonton di hotel (bintang 5) karena alasan tertentu :
1. Karena di hotel dan berbayar, maka yang datang akan tersegmentasi, 
2. Kalau di lapangan yang free, pasti tumplek blek, dan semua kalangan
(terkait safety saya)
Berburu tiket lah, beli yang festival aja, kelas biasa hahaha. Masalah berikut muncul, mau pergi sama siapa? Setelah baca posting teman, yang kira-kira tertarik, aku komporin dan akhirnya mau. Akhirnya ber-4 hehe, lumayan.

Berangkat dari rumah jam 17, jemput yang lain, sampai Alila jam 18 (Solo lagi macet beut), daftar / lapor tiket tukar gelang, masuk lewat screening, sholat maghrib dulu. Jam 18.30 pintu dibuka, ehmmm ... belum membludag juga sih. Orang datang silih berganti, agak takjub karena benar-benar dari berbagai jenis umur : dari anak-anak sekitar usia 5 an, sampai ibu bapak sepuh, bahkan ada yang sudah pakai kursi roda. Dan sesuai perkiraan, memang tersegmentasi : ga penuh banget, orang-orangnya "bersih" dan terjaga sikapnya.
Setting ruang agak aneh sih : paling depan VVIP, layer 2 VIP, layer 3 dibatasi pagar kaum festival. Sementara panggung hanya berhenti ke kelas VIP. Rodo "pemisahan kasta" banget nih.
Biasanya kan kelas festival di sekitar panggung, memang berdiri sih. Nah, VIP dan VVIP yang belakang tapi dengan level lokasi yang lebih tinggi. Wah rodo ga sip ini.

Jam 19 dibuka MC, lalu band pembuka. Lama-lama pegel juga berdiri, akhirnya banyak yang nglesot juga hahaha. Lord Didi baru muncul jam 20.45, langsung rame deh. Semua joged, minimal goyang, mengikuti lagu yang memang enak. Aku malah menikmati pemandangan di sekitarku : anak kecil yang joged sambil digendong di pundak ayahnya, mas2 yang joged sambil merem2 saking menikmatinya, ibu2 dengan rok panjang dan hijab syar'i (yang secara "kaum sok suci" rada ga mungkin deh kaya gitu hahahaha), bahkan ada ibu yang masih gendong anaknya dengan selendang (berarti masih kecil banget / bayi kan). Semua terbius.

Penonton ternyata juga dari berbagai daerah : Balikpapan, Indramayu, Jakarta, Madiun, dll. Datang dengan keluarga. Ga sayang juga bayar 500 dan 1000 utk vip dan vvip. Kalau aku sih masih mikir 5x dulu hahahaha.

Btw Didi Kempot oke juga, karena dia berbagi kesuksesan dengan mengajak Arda, anak kelas 5 SLB karena buta, tapi punya suara yang bersih dan bening. Didi mengajak orang-orang untuk saweran mengumpulkan dana bagi Arda. Kemudian Cynthia, cewek yang viral karena jogednya so lemes saat konser di Trans TV, teman Didi dari Suriname, dan so pasti Dori yang buat semua cewek dan ibu2 jadi histeris hahaha.

Didi hanya nyanyi mungkin sejam ga sampai, karena diisi bintang tamu yang lain. Jadi walau agak ga puas, tapi ngerti juga sih, kaya dulu kita kontrak Cita Citata, cuma 45 menit - 1 jam juga durasinya.
Rasa penasaran ku terjawab sudah, melihat secara nyata dunia "sobat ambyar". Enjoy my saturday night with friends. Eh ternyata saat aku posting, beberapa pada "protes" karena ga diajak. Whooo lha dalah, hahaha, okay deh, siap.

Btw kayanya aku juga salah kamar, aku kan "Happy Girl" bukan "Sad Girl" hahaha. Tarik mang : saatnya goyang cendol dawet.




Btw, secara pribadi, aku mengagumi "team marketing" yang sudah berhasil me - re branding Lord Didi. Sukses untuk kalian semua.

Komentar