Kucing

Kami tidak pernah memelihara kucing, tapi karena tetangga punya banyak kucing, walhasil genteng rumah menjadi jalan raya lalu lintas kucing yang berjalan-jalan. Bapak sendiri tidak pernah suka kucing, karena image nya adalah "suka mencuri makanan". 

Kucing pertama yang di rumah, namanya Chiko, laki, hitam putih, kebetulan baik, dalam arti anteng, ga banyak tingkah, ga banyak ribut, tidak membuat masalah, jadi akhirnya Bapak pun mau menerima. Tapi entah kenapa, suatu hari Chiko pergi dan tidak kembali lagi. 

Sampai kemudian Bapak seda. Suatu malam, tengah malam, ada suara klotakan, aku berpikir itu tikus (aku sendiri tidak pernah berpikir tentang hantu dll). Eh lha kok muncul suara meong, akhirnya aku buka pintu dan ta suruh pergi. Aku berpikir, dia sudah ngendon di dalam rumah sejak sore, karena semua pintu dan jendela tertutup. Ternyata tiap malam dia muncul, jadi penasaran, aku ikuti aja, jalur nya dia bagaimana. Ternyata dari tembok tetangga, lewat genteng garasi motor, kemudian masuk lewat ventilasi kamar, hahaha jadi ya percuma kalau aku "usir" karena dia punya secret route. Ya wis akhirnya aku biarkan saja selama tidak mengganggu. 

Suatu pagi, early in the morning, tahu-tahu dia sudah duduk manis di sofa, aku lewat juga dia ga peduli, sepertinya nyaman-nyaman saja hahaha sudah kaya rumah nya aja. Akhirnya aku belikan aja cat food, lama-lama dia menemaniku. Setiap sore jam aku pulang, dia sudah hafal, minta jatah makan. Sebetulnya aku tidak merawat secara khusus, secara dia kucing tetangga, hanya saja sebagai tuan rumah yang baik, ada tamu ya aku suguhi gitu aja hahaha. Kalau aku makan, dia juga ga ganggu. Kalau aku sholat, dia menemani di sebelah. Kalau aku tidur, kadang dia tidur di keset dekat tempat tidur, tapi intinya sesuka dia sih mau tidur dimana. 



Sampai suatu hari, mbok e dikasih tetangga, kitten mungkin usia 2 - 3 bulan. Awalnya terjadi keributan, Coklat mungkin merasa cemburu ada anak kecil pendatang baru. Si kecil juga sok berani, menggeram-geram, Coklat hanya diam dan menunggu di bawah. Walhasil karena ketakutan, akhirnya buang kotoran di karpet, hadeuh ...

Kitten diberi nama Seli, cewek, dominan putih, sedikit orange. Akhirnya demi keselamatan dan ketenangan, kalau malam dia dikandang dulu, biar jinak dan familiar, juga belajar toilet training di pasir.


Kejadian berikut adalah Coklat hamil. Aku belum pernah menangani kucing melahirkan, jadi harus konsultasi dengan banyak pihak, browsing banyak artikel. Pertama aku siapkan dulu tempat untuk melahirkan. Mesti cari tempat yang pas, akhirnya nemu keranjang bekas naruh baju setrikaan yang sudah ga kepake. Dasar diberi alas plastik bekas karung beras, kemudian diberi kertas bekas kalender dinding, kemudian kaos bekas yang sudah jelek. Tempat melahirkan, siap. Foto : Coklat saat hamil, warna bulunya sama dengan tegel rumah, jadi kadang aku kesandung karena "penyamaran-nya".


Pagi hari, dari subuh, Coklat sudah ribut mengeong, di luar kebiasaannya dia yang anteng. Apa ini sudah mau lahiran ya? Keranjang aku taruh di dalam, dia mau masuk, kemudian aku tutup / selimuti, dan baru anteng. Aku elus-elus dan bilang, melahirkan dengan selamat ya. (soalnya aku terus berangkat gowes sama teman2). Note : pas libur 1 muharram.

Eh, pulang gowes jam 9, Coklat sudah lahiran dengan selamat, ta elus-elus, ta kasih selamat atas kelahiran, ada 4 kitten aku kasih nama : suro, suru, suri, sura. Coklat masih kecapekan, dia dibawah masih basah air ketuban, aku angkat masukkan ke keranjang untuk menyusui dan memeluk anak-anaknya. Rasanya amzing banget melihat makhluk kecil mungil itu. 


Menginap semalam di rumah, aku kepikiran, bagaimanapun Coklat adalah kucing tetangga, dia dulu memang datang dan pergi sesuka hati, makan dan tidur di rumah. Tapi kelahiran adalah hal yang berbeda, aku merasa harus melaporkan kepada pemiliknya. Aku minta mbok-e melaporkan, dan ternyata diambil oleh mereka. Walau sedih, tapi itu adalah hal yang seharusnya. Bye Coklat, jaga anak-anakmu baik-baik ya, sampai ketemu lagi. 😥

Back to Seli, sekarang dia sendiri. Akhirnya oleh tetangga, diberi lagi kitten, saudara kandung Seli. Oleh mbok-e dikasih nama Beni, aku sendiri nyebutnya Brompton, laki, black and white. Beda dengan Seli, mungkin karena cowok, Brompton ini langsung melesat pergi dan sembunyi, agresif tapi takut. Seli sendiri sudah mulai dilepas dari kandang, dan aman-aman saja. Walhasil, selama sebulan Brompton ini "ngilang", sembunyi dimana saja dia suka. Kalau lapar, baru muncul tapi pas ga ada orang. Dia juga blas ga ada suaranya, sampai kita berpikir apa dia bisu ya? Foto : Brompton dalam posisi terpojok, ga bisa maju kena tembok, ga bisa mundur karena ada orang. 


2 bulan baru dia mau muncul, makan bersama Seli, tidur dan main bersama. Tapi masih ketakutan kalau ada orang, belum mau disentuh dan masih belum ada suaranya. Kondisi nya kotor dan mengenaskan, diare sehingga duburnya menjijikkan, karena sembunyi di tempat kotor, makan dan minum kotor. 

Setelah 3 bulan baru Brompton mau ketemu orang, sudah berkeliaran dan hidup dengan wajar, sudah bersuara, walau belum gampang untuk disentuh. Mau mendekat kalau diberi makanan, tapi kalau mau disentuh masih lari. Sudah mau masuk ke dalam.




Setelah 4 bulan, sudah kenal aku, sekarang manja nya minta ampun. Sudah bersuara, kalau minta dielus langsung posisi ndlosor dan guling-guling cari perhatian. Kalau ga, posisi nempel-nempel di kaki. Dasar Brompton.

Nah, Seli sekarang sudah remaja bau kencur yang mulai birahi, dan akhirnya hamil. Aku sudah takut aja, karena kucing teman, melahirkan di usia dini, akhirnya ibu dan bayi meninggal semua. Pernah kejadian, Seli ditongkrongin Klinthing sampai posisi terjepit. Seli di ventilasi rumah, maju ada Klinthing nungguin, mundur bakal jatuh karena tinggi. Hadeuh, dan aku harus naik tangga untuk rescue Seli. Terjadi kekerasan pada anak perempuan. Foto : para lelaki yang memperebutkan Seli, Lurik dan Klinthing.





Karena sudah pengalaman waktu Coklat, sudah lebih PD untuk persiapan kelahiran. Nyari kardus yang pas : tidak terlalu tinggi, tapi aman. Kardus siap. 

Tanda-tanda lahiran kurleb sama, pagi hari sudah ngributi, cerewet banget. Brompton dipukuli, mungkin karena merasa kesakitan, mencari pelampiasan. Brompton nya juga diam aja, ngerti saudaranya lagi kesakitan. (pas hamil pun, Brompton akan mengalah kalau ada makanan, untuk Seli dulu). Waktu Seli ta suruh masuk kardus, dia mau, ta elus-elus, baru dia tenang. Tapi terpaksa aku tinggal karena harus berangkat kerja. Akhirnya beneran melahirkan, 4 kitten tapi meninggal 1, tinggal 3. Alhamdulillah ibu dan bayi selamat, so far sehat semua.



Melihat kelakuan kucing suka lucu-lucu. Brompton sukanya mainan semua yang bergerak (cecak, tikus, kupu) atau pisang makanan burung dilempar-lempar, atau mainan sulak (habis 3 sulak). Kalau tidak, heboh dengan ekornya sendiri, Atau mainan bantal diseret-seret. 


Kalau Seli pada dasarnya sweet, cerewet. Sudah jadi emak sekarang, tapi masih suka mainan. Jadi kalau ada aku, dia pergi mainan, anaknya "dititpkan" aku hahaha, baby cat sitting.

Jadi kerjaan ku sekarang, kalau pagi, menuang cat food di depan (untuk kucing mana aja yang lewat) dan di dalam (untuk Brompton dan Lurik), lalu di kamar untuk Seli karena harus nungguin anaknya. Membagi perhatian untuk para kucing, semua senang ditungguin, juga burung yang harus selalu disapa kalau aku lewat.

Menyenangkan.




Komentar